Oleh : Alika Putri
Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung
Perceraian merupakan keputusan besar yang tidak hanya berdampak pada pasangan suami istri, tetapi juga pada anak-anak mereka.
Dampak perceraian pada anak-anak bisa sangat kompleks dan jangka panjang, sehingga penting bagi orang tua untuk memahami konsekuensinya dan mencari solusi terbaik untuk meminimalisir dampak negatifnya.
Dampak Emosional dan Psikologis Anak-anak yang orang tua nya broken home sering kali merasakan berbagai macam emosi negatif, seperti kesedihan, kemarahan, kebingungan, rasa bersalah, dan ketakutan.
Mereka mungkin merasa kehilangan figur orang tua, khawatir tentang masa depan, dan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kehidupan mereka.
Dampak emosional dan psikologis perceraian dapat menyebabkan berbagai masalah pada anak, seperti:
1. Depresi dan kecemasan Anak-anak yang mengalami perceraian lebih berisiko mengalami depresi dan kecemasan dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga utuh.
2. Masalah perilaku Anak-anak yang mengalami perceraian mungkin menunjukkan masalah perilaku, seperti agresivitas, hiperaktivitas, dan kesulitan berkonsentrasi.
3. Penurunan prestasi belajar Prestasi belajar anak-anak yang mengalami perceraian mungkin menurun karena mereka mengalami kesulitan untuk fokus.
4. Masalah hubungan. Anak-anak yang mengalami perceraian mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan dengan orang lain biasanya sulit untuk berteman apalagi untuk ke jenjang yang serius seperti pernikahan, menurut saya sendiri ini tergantung orang mereka temukan, anak” broken home biasanya hanya perlu seseorang yang mereka anggap bisa mengerti mereka.
5. Dampak Sosial.
Perceraian juga dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial anak-anak. Mereka mungkin merasa diasingkan dari teman-teman mereka yang memiliki orang tua yang masih bersama, dan mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru jika mereka harus pindah rumah setelah perceraian.
