banner 728x90
Bangka BelitungBangka TengahBeritaBumnHukumLaw&CrimeLokalNasionalNews

Ada Aroma Pengen Makan Surang, Warga Minta Tunda Dulu Rencana Nambang di Laut Tanah Merah, Ini Alasannya..!

41
×

Ada Aroma Pengen Makan Surang, Warga Minta Tunda Dulu Rencana Nambang di Laut Tanah Merah, Ini Alasannya..!

Sebarkan artikel ini
Kegiatan sosialisasi rencana penambangan di Dusun Tanah Merah, Desa Baskara Bakti, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Kamis (6/2/2025). (berita.co.id)

Penulis: Aditya

Editor: Doi Ahada

BANGKATENGAH, berita5.co.id – Dari awal rencana menambang timah di Laut Tanah Merah Desa Baskara sudah merebak aroma monopoli.

Salah satu perusahaan (CV) mtra PT Timah Tbk pengennya makan surang alais Mansur pasir timah ribuan ton yang terkandung di Laut Tanah Merah Kecamatan Namang Kabupaten Bangka Tengah Provinsii Kepulauan Bangka Belitung ini.

Warga Dusun Tanah Merah, Desa Baskara Bakti, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, minta rencana penambangan timah di wilayah mereka tidak hanya dikelola oleh satu CV saja.

Hal ini disampaikan oleh Kholis, salah satu perwakilan warga, kepada Tim Jobber ( Journalis Babel Bergerak) pada Sabtu (8/2/2025).

Kholis mengatakan sejak awal penunjukan CV, masyarakat merasa prosesnya tidak transparan.

Menurutnya bahwa sebelumnya masyarakat sudah menolak keterlibatan CV tertentu, namun keputusan tetap berjalan tanpa melibatkan masyarakat secara menyeluruh.

Kholis juga menjelaskan, pada beberapa pertemuan sebelumnya, masyarakat merasa hanya sebagian kelompok yang dilibatkan, seperti pada pertemuan di Hotel Aston dan rumah kepala desa.

“Pertemuan tanggal 19 Januari 2025 di rumah kepala desa hanya melibatkan orang-orang tertentu, yang sebelumnya juga hadir di acara Hotel Aston. Undangan untuk forum tanggal 23 Januari pun hanya untuk 60 orang, yang sebagian besar adalah mereka yang sudah terlibat di acara sebelumnya. Masyarakat umum banyak yang tidak tahu,” kata Kholis.

Dalam forum tersebut, disepakati bahwa hanya satu CV, yaitu CV AMR, yang akan mengelola tambang. Hal ini memicu protes dari masyarakat karena dianggap memonopoli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!